TRIBUN-TIMUR.COM – Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki, Bumi Karsa turut serta dalam penyelenggaraan Conference of ASEAN Federation of Engineering Organization (CAFEO).
Dimana CAFEO merupakan ajang pertemuan rutin antara organisasi persatuan insinyur atau engineer se-Asia Tenggara.
Tahun ini, Indonesia menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan CAFEO yang dihadiri sekitar 1.000 engineer dari Asia Tenggara dan berlangsung di The Westin, Nusa Dua, Bali, (21-23/11/23).
Pada event CAFEO yang ke-41 tahun, Bumi Karsa kembali meraih sertifikat ASEAN Engineer Register (AER). Seperti diketahui, AER merupakan sertifikat registrasi para insinyur profesional yang diberikan The ASEAN Federation of Engineering Organizations (AFEO), organisasi keinsinyuran di Asia Tenggara. Ini bertujuan untuk memberikan standardisasi dasar terkait profesi insinyur dalam menghadapi persaingan global.
Adapun engineer Bumi Karsa yang memperoleh sertifikat AER, diantaranya Kamaluddin – Chief Executive Officer, Fajaruddin – Chief Business Development Officer, Indra Laksamana – General Manager Wilayah II, Anwar Gandi – General Manager Wilayah III, Rusdi Usman Latief – General Manager Building & MEP Construction, Mahading – General Manager Rekayasa, Pengembangan & Pemasaran, Anshar Rahman – General Manager Peralatan & Asset, Andi Nadiwan – Manager Unit Tombolo Energy, dan Muh. Idris – Manager Teknik.
“Sertifikat ini merupakan pengakuan terhadap insinyur Indonesia secara regional ASEAN. Saat ini, jika kita ingin bekerja diluar wilayah Indonesia dengan status keinsinyuran, sudah harus bersertifikat ASEAN Engineering. Secara individual, kita sangat butuh untuk masuk dalam persyaratan ketika ada proyek internasional, begitupun secara korporasi”, ungkap Fajaruddin selaku Chief Business Development Officer Bumi Karsa.
“Kita sebagai korporasi yang sudah berskala nasional, harus berfikir maju untuk bisa menjadi skala internasional. Paling tidak wilayah Asia Tenggara, sebab ada lanjutan sertifikasi seperti ASEAN Pasific. Itu wilayahnya mencakup Asia hingga Australia. Jadi kita mempersiapkan SDM yang dimiliki, jika suatu waktu kedepannya ada investor masuk ke dalam negeri dan mencari rekan bisnis, Bumi Karsa sudah siap dan memenuhi persyaratan yang bersertifikat dari ASEAN Engineer maupun ASEAN Pasific Engineer”, tambahnya.
Sementara itu, Dr. Ir. Danis Hidayat Sumadilaga, M.Eng.Sc., IPU., ACPE., ASEAN Eng. selaku Chairman ASEAN Federation of Engineering Organization I (AFEO) ke-41 sekaligus Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), mengatakan registrasi AER ini penting agar insinyur Indonesia memiliki mobilitas yang tinggi sehingga bisa mengerjakan proyek di luar negeri bahkan menempati posisi strategis seperti project manager hingga project director.
Syarat untuk diusulkan ke AER ini adalah insinyur harus minimum di tingkatan Insinyur Profesional Madya (IPM) yang disyaratkan oleh Persatuan Insinyur Indonesia (PII).
“Kedepannya, Bumi Karsa memacu dirinya untuk meningkatkan kualitas sebagai engineer karena dengan adanya predikat sebagai ASEAN Engineer, kita harus memiliki kapasitas, kapabilitas, yang sesuai dengan standar yang di tetapkan. Secara kualitas Bumi Karsa sudah mendapatkan pengakuan. Secara bertahap, dalam tiga tahun kedepan Bumi Karsa menargetkan untuk mengikutkan seluruh engineer pada tingkatan sertifikasi Insinyur Profesional Madya (IPM) agar dapat melangkah pada ASEAN Engineer Register (AER)”, tutup Fajaruddin.
Bumi Karsa yang merupakan anak perusahaan KALLA yang bergerak di bidang konstruksi, investasi dan alat berat, lebih dari 50 tahun telah menghasilkan berbagai karya konstruksi terbaiknya di berbagai daerah hingga ke pelosok negeri hingga mendapatkan kepercayaan dari pemerintah untuk menangani beberapa Proyek Strategis Nasional (PSN).(adv\reskyamaliah).
Sumber : Tribun-Timur.com