Degradasi lingkungan, termasuk polusi udara dan deforestasi, menimbulkan biaya ekonomi yang signifikan dan membebani anggaran pemerintah. Namun, hubungan antara degradasi lingkungan dan utang publik seringkali diabaikan dalam sebuah penelitian. Sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan oleh sekelompok akademisi dari berbagai universitas internasional termasuk Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga, Dr. Miguel Angel Esquivias Padilla, M.SE. mengungkapkan hubungan signifikan antara emisi karbon dioksida (CO2) dan utang publik di Malaysia. Penelitian ini mengkaji bagaimana emisi CO2 mempengaruhi utang publik di Malaysia, sebuah topik yang relevan bagi negara-negara berkembang yang menghadapi tantangan serupa. Penelitian ini menyoroti tantangan yang dihadapi negara dalam mengelola kebijakan lingkungan dan fiskal secara bersamaan.
Dalam beberapa tahun terakhir, kekhawatiran global terkait peningkatan utang publik telah meningkat, dengan Jepang menjadi sorotan karena memiliki rasio utang publik terhadap PDB tertinggi sebesar 221,32%. Meskipun literatur yang ada telah mengidentifikasi berbagai determinan utang publik, penelitian yang mengkaji hubungan antara emisi karbon dioksida (CO2) dan utang publik masih jarang dilakukan. Secara khusus, hubungan antara variabel lingkungan dan perkembangan fiskal masih kurang dibahas pada banyak penelitian sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki kekurangan penelitian sebelumnya dengan melihat bagaimana emisi karbon dioksida berdampak pada utang publik Malaysia. Penelitian ini menggunakan pendekatan non-linear autoregressive distributed lag (ARDL) digunakan untuk menangkap hubungan non-linear antara emisi CO2 dan utang publik dari tahun 1980 hingga 2020. Data yang digunakan meliputi periode dari tahun 1980 hingga 2020, memberikan pandangan yang komprehensif tentang dinamika jangka panjang. Pendekatan ini memungkinkan identifikasi hubungan non-linear yang mungkin ada antara variabel-variabel yang diteliti. Metodologi ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana faktor lingkungan membentuk dinamika fiskal. Adapun dalam hal ini juga menyelidiki berbagai faktor yang mempengaruhi utang publik, seperti investasi, keterbukaan perdagangan, investasi asing langsung (FDI), dan juga emisi C02.
Temuan
Dalam penelitian ini mengungkapkan temuan, yaitu keterbukaan perdagangan dan utang publik menunjukkan hubungan negatif yang berarti bahwa semakin terbuka Malaysia terhadap perdagangan internasional, utang publiknya menurun. Temuan ini menunjukkan bahwa keterbukaan perdagangan memiliki dampak positif pada pengelolaan utang publik di Malaysia. Penelitian ini juga menunjukkan hubungan positif antara investasi dan utang publik di Malaysia, yang berarti bahwa seiring dengan meningkatnya tingkat investasi, utang publik juga meningkat. Hal ini menimbulkan kekhawatiran terkait manajemen fiskal karena proyek infrastruktur besar seringkali memerlukan pendanaan yang substansial melalui pinjaman sehingga dalam hal ini menekankan pentingnya pengelolaan investasi yang bijaksana.
Temuan penting lainnya adalah hubungan negatif antara investasi langsung asing (FDI) yang tinggi dan utang publik di Malaysia. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan FDI dapat mengurangi utang publik dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan pajak. Selain itu, emisi CO2 yang tinggi juga terkait dengan peningkatan utang publik karena biaya yang terkait dengan masalah kesehatan, degradasi lingkungan, dan kebutuhan akan sumber energi bersih. Mengatasi tantangan lingkungan ini seringkali membutuhkan investasi besar, yang mendorong pemerintah untuk meminjam lebih banyak, sehingga meningkatkan utang publik
Penelitian ini memberikan panduan bagi pembuat kebijakan dalam merumuskan kebijakan lingkungan yang efektif untuk mengelola utang publik. Implementasi strategi pengurangan emisi, seperti penerapan harga karbon dan promosi teknologi hijau, dapat membantu mengurangi beban utang publik sekaligus melindungi lingkungan. Kebijakan perdagangan dan investasi juga harus sesuai untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan pengelolaan utang yang efektif. Penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan perdagangan dan investasi harus disesuaikan untuk memastikan bahwa mereka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan pengelolaan utang yang efektif. Misalnya, keterbukaan perdagangan ditemukan memiliki dampak positif pada pengelolaan utang publik, sementara peningkatan investasi dalam negeri juga terkait dengan peningkatan utang publik.
Penelitian ini memberikan wawasan berharga tentang interaksi antara emisi CO2 dan utang publik di Malaysia. Temuan ini menekankan pentingnya integrasi kebijakan lingkungan dalam pengambilan keputusan fiskal dan ekonomi. Dengan mengadopsi pendekatan yang lebih berkelanjutan, Malaysia dapat mengurangi beban utang publik sambil melindungi lingkungan, yang pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang berkelanjutan.